DEWAN
PIMPINANG CABANG (DPC)
PARTAI DEMOKRAT KABUPATEN
NABIRE DISTRIK DIPAA
Alamat : Rereng Pegunungan Waysland Nabire Papua.
________________________________________________________________________________________________
SURAT PERNYTAAN
Yang
bertanda tangan dibawah ini, Ketua PAC Distrik Dipa Kabupaten Nabire dengan ini
:
Nama
Partai Politok : PARTAI DEMOKRAT
Penanggung
Jawab : HENGKI MAGAI S.PAK
Tempat
Tanggal Lahir : Yainowa 2 Februari 1987
Pekerjaan : Ketua PAC
Agama : Kristen Protestan
Alamat :
Lereng Pegunungan Wayland
Nama Partai Politik tersebut diatas adalah Benar-benar saya
mendukung kalau ibu maju ketua DPC Demokrt,Kabupaten Nabire tahun 2014 kalau
saya maju suara terbesar ibu mohon amankan saya sebagai DPRD Kabupaten Nabire
tahunn 2014.
Demikian surat pernyataan ini di
buata dengan sebenar-benarnya untuk diketahui dan sdipergunakan sebagai mestinya.
Nabire
01 Aplir 2012
Pihak
Pertama
SEKOLAH TINGGI
TEOLOGIA JAFFRAY
Izin
Penyerenggaraan DIKTI DEPDIKNAS RI No.2607/D/T/2008
Status
Trakkreditasi BAN-PERGURUAN TINGGI DEPDIKNAS RI
No.032/BAN-PT/Ak-XI/S1/XII/2008:Anggota
PGL II ,dan
PERSETIA Jl Gunung Merapi
Tlp(0411)324129,Fax.(0411)311766,E-Mail
sttjaffray @yahoo.com.
No :
446/U/STT/VI/2012
Lamp :
1(satu)
Hal :
Rekomendasi Mahasiswa KKN
Kepada Yth.
Kepada SD YPPGI Yainowa
Kec.Dipaa
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini Koordinator KKN
Sekolah Tinggi Teologi Jaffrai Makassar, Menerangkan bahwa Mahasiswa yang
Namanya tersebut dibawah ini:
Nama :
Hengki Magai
NPM :
11022193
Semester/Tahun
: Ganjil Tahun 2012/2013
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Status :
Menikah
Alamat :
Jl, Gunung Merapi No .103 Makassar
Benar adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Makassar
yang telsh memenuhi persyaratan Akademik untuk melaksanakan kuliah kerja nyata
(KKN) .
Kepada Mahasiswa yang bersangkutan direkomendasikan
untuk melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di SD YPPGI,Dan dibawah bimbingan
Kepala Sekolah setempat.
Bersama ini kami lampirkan lembar penilaian untuk isi
dan dikirim kembali kebagian Akademik STT Jaffray Makassar.
Demikian rekomendasi ini diberikan untuk pergunakan
sebagai mana mestinya.
Makassar,25
juni 2012
Tembusan Kepada Yth Kordinator
KKN STTJ
1.Mahasiswa yang bersangkutan Pembantu
Ketua I
2.Arsip
Pdt
,Dr.Peniel Maiaweng.
Ungkapan Penerimaan
dan Penolakan dalam
Bahasa
Indonesia
Arief Rijadi
Program Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, Jawa Timur
Indonesia
Bahasa Indonesia
dalam sejarah perpolitikan bangsa Indonesia, pada dasarnya bertujuan untuk
mempersatukan bangsa Indonesia yang sangat beragam suku, adat istiadat, ras,
agama, dan bahasa. Para pendiri bangsa Indonesia menyadari betul akan ancaman
perpecahan bangsa akibat beragamnya masyarakat itu, sehingga sejak peristiwa
Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia senantiasa dibina dan dikembangkan. Upaya
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia itu dipercayakan pengelolaannya
kepada sebuah lembaga, yaitu Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B). Upaya pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia itu telah menunjukkan perkembangan yang semakin baik.
Perkembangan bahasa
Indonesia yang terjadi saat ini dapat dirasakan semakin mantap dan maju serta
semakin diminati masyarakat internasional. Minat masyarakat internasional itu
dapat diketahui dan dibuktikan dengan
munculnya pusat studi bahasa dan budaya Indonesia di berbagai lembaga
pendidikan di luar negeri. Studi yang dimaksud berupa program studi di
perguruan tinggi, mata kuliah, dan kursus-kursus bahasa Indonesia bagi penutur
asing (BIPA). Perkembangan terakhir bagi bahasa Indonesia yang sangat
menggembirakan adalah telah dibentuknya suatu wadah atau organisasi bagi
pecinta dan pengajar BIPA melalui konferensi internasional BIPA 1999 di
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, yakni APBIPA.
Perkembangan-perkembangan
itu sangat menggembirakan bagi bangsa Indonesia, karena sekaligus menjadikan
jati diri bangsa Indonesia semakin terangkat. Akan tetapi, kegembiraan itu
tidak dapat dilepaskan dari berbagai tantangan. Tantangan tersebut antara lain
adalah (1) belum adanya kurikulum pengajaran BIPA yang baku, (2)
profesionalitas pengajar BIPA masih perlu ditingkatkan, (3) materi pengajaran
BIPA belum ditata dengan baik sesuai kebutuhan dan (4) belum adanya lembaga
yang secara khusus mendidik guru BIPA. Empat tantangan itu menjadi sebuah mata
rantai masalah pengajaran BIPA untuk segera disikapi dan diselesaikan.
Upaya menyikapi dan
menyelesaikan mata rantai masalah tersebut di antaranya perlu dilakukan
pemotongan terhadap sebagian materi ajar untuk ditata dan dikembangkan. Dengan
penataan dan pengembangan materi ajar BIPA tersebut akan menjadikan pengajaran
BIPA semakin terarah dan kaya materi.
Makalah ini
dimaksudkan untuk mengembangkan materi pengajaran BIPA berupa pengkajian
tentang ungkapan penerimaan dan penolakan dalam bahasa Indonesia. Ungkapan
penerimaan dan penolakan merupakan bagian materi dari ungkapan persembahan.
Contoh ungkapan penerimaan dalam suatu tindak tutur, misalnya “Selamat pagi
saudara-saudara!” Selamat pagi!;
“Maaf, Saya terlambat datang!” Tidak apa-apa, rapatnya baru saja dimulai;
Terima kasih Anda tidak merokok dalam
ruangan ini. Ungkapan penerimaan pada contoh tersebut adalah Selamat pagi; Tidak apa-apa, rapatnya baru saja dimulai; dan Terima kasih Anda tidak
merokok di ruangan ini. Selanjutnya ungkapan penolakan, misalnya Maaf, tidak menerima sumbangan dalam bentuk
apa pun; Dengan berat hati, Pimpinan perusahaan tidak menerima lamaran Anda.
Seperti diketahui
bahwa ungkapan persembahan yang di dalamnya terdapat ungkapan penerimaan dan
penolakan, sangat penting bagi pengajaran bahasa, baik tingkat awal maupun
tingkat lanjut. Oleh sebab itu, materi ungkapan persembahan perlu dikaji
terlebih dahulu sebelum dipersiapkan untuk materi ajar.
Berkaitan dengan ungkapan
penerimaan dan penolakan dalam bahasa Indonesia permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah
(1)
bagaimanakah
wujud ungkapan penerimaan dan penolakan dalam bahasa Indonesia?;
(2)
bagaimanakah
struktur ungkapan penerimaan dan penolakan dalam bahasa Indonesia?
Konsep Dasar
Ungkapan penerimaan
dan penolakan merupakan bagian dari ungkapan persembahan dalam suatu tindak
tutur atau tindak berbahasa (speech act).
Tindak tutur adalah tindak komunikasi dengan tujuan khusus, cara khusus, aturan
khusus sesuai kebutuhan, sehingga memenuhi derajat kesopanan, baik dilakukan
dengan tulus maupun basa-basi. Richards (dalam Suyono, 1990) menyatakan bahwa
tindak tutur adalah “the things we actually do when we speak” atau “the minimal
unit of speaking which can be said to have a function”. Tindak tutur adalah
sesuatu yang benar-benar kita lakukan saat kita berbicara. Sesuatu itu berupa
unit tuturan minimal dan dapat berfungsi. Dalam hal ini adalah untuk
berkomunikasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tuturan yang berupa sebuah
kalimat dapat dikatakan sebagai tindak tutur jika kalimat itu berfungsi. Fungsi
yang dimaksud adalah bisa merangsang orang lain untuk memberi tanggapan yang
berupa ucapan atau tindakan.
Tindak tutur dalam
komunikasi mencakup tindak (1) konstatif, (2) direktif, (3) komisif, dan (4)
persembahan (acknowledgment) (Austin
dalam Ibrahim, 1993). Sedangkan Searle (dalam Wijaya, 1996) mengemukakan bahwa
tindak tutur secara pragmatik ada tiga jenis, yaitu (1) tindak lokusi, (2)
tindak ilokusi, dan (3) tindak perlokusi. Tindak Lokusi adalah tindak tutur
untuk menyatakan sesuatu. Tindak ilokusi adalah tindak tutur untuk
menginformasikan sesuatu dan juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya
dipertimbangkan secara seksama. Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur.
Khusus untuk tindak
tutur persembahan Austin (dalam Ibrahim, 1993) berpendapat bahwa tindak tutur
persembahan mencakup tindak permintaan maaf, menyatakan bela sungkawa,
menyatakan rasa terima kasih, pernyataan penerimaan balik ucapan persembahan,
penolakan ucapan persembahan, dan menyatakan salam. Dalam makalah ini,
pembahasan difokuskan pada tindak tutur berupa ungkapan penerimaan dan
penolakan. Tindak tutur berupa ungkapan penerimaan dan penolakan secara umum
berfungsi untuk menyatakan penerimaan balik terhadap ucapan persembahan dan
menyatakan penolakan ucapan persembahan.
Wujud Ungkapan Penerimaan dam Penolakan
Wujud Ungkapan Penerimaan
Ungkapan penerimaan persembahan adalah ungkapan berupa
kalimat atau wacana yang berisi tanggapan balik positif (berupa penerimaan)
atas persembahan yang telah disampaikan oleh seseorang atau kelompok. Tanggapan
balik yang bersifat positif tersebut menyangkut (1) salam balik (jawaban atas
salam dari seseorang atau kelompok), (2) tanggapan balik terhadap ucapan
selamat, baik ucapan simpati suka cita maupun simpati duka cita, (3) tanggapan
balik atas ucapan terima kasih, dan (4) tanggapan balik atas permohonan maaf.
Wujud ungkapan penerimaan berupa tanggapan balik tersebut diuraikan sebagai
berikut.
a) Salam Balik
Wujud
ungkapan penerimaan salam balik adalah berupa tanggapan balik atas pernyataan
salam yang dituturkan oleh seseorang atau kelompok. Wujud salam balik tersebut
, misalnya sebagai berikut (tercetak miring).
(1)
Selamat
pagi anak-anak! Selamat pagi!
(2)
Selamat
siang Saudara-saudara! Selamat siang!
(3)
Selamat
malam Bapak-bapak, Ibu-ibu! Selamat
malam!
b)Tanggapan Balik terhadap Ucapan Selamat
Wujud tanggapan balik
terhadap ucapan selamat adalah berupa tanggapan balik atau ucapan selamat yang
disampaikan oleh seseorang atau kelompok, baik berupa ucapan simpati suka cita
maupun simpati duka cita. Wujud tanggapan balik tersebut, misalnya sebagai
berikut (tercetak miring).
(1). Selamat ulang tahun, ya! Terima kasih.
(2). Selamat menempuh hidup baru! Terima kasih, kapan Kamu menyusul (menikah)?
(3). Kami turut berduka cita atas meninggalnya
putra Bapak! Terima kasih.
(4). Turut berduka cita atas musibah yang
dialami Paman, Bi! Terima kasih.
c) Tanggapan Balik Atas Ucapan Terima Kasih
Tanggapan
balik atas ucapan terima kasih adalah berupa pernyataan terima kasih yang
dituturkan seseorang atau kelompok. Wujud tanggapan balik tersebut, misalnya
sebagai berikut.
(1). Terima kasih atas bantuannya! Terima kasih kembali!
(2). Terima kasih atas saran-saran yang Anda
berikan! Terima kasih kembali!
(3). Terima kasih atas partisipasinya! Sama-sama!
d) Tanggapan Balik Atas Permohonan Maaf
Tanggapan
balik atas permohonan maaf adalah berupa pernyataan permohonan maaf yang
disampaikan seseorang atau kelompok atas perbuatan atau tindakannya, sehingga
merugikan orang atau kelompok lain. Namun demikian tanggapan balik yang
dituturkan masih bersifat positif. Wujud tanggapan balik tersebut, misalnya
sebagai berikut.
(1). Maaf, Saya datang terlambat! Tidak apa-apa.
(2). Maaf, atas keterlambatan Saya dalam rapat
ini! Tidak apa-apa, baru setengah jam,
kok!
(3). Maaf, atas perlakuan kami Pak Guru! Silakan, dan tolong tutup pintunya!
Wujud Ungkapan Penolakan
Ungkapan
penolakan persembahan adalah ungkapan berupa kalimat atau wacana yang berisi
informasi atau tanggapan menolak persembahan yang disampaikan oleh seseorang
atau kelompok tertentu dengan cara-cara tertentu. Tipe ungkapan penolakan
tersebut dapat berupa penolakan yang sopan (positif) maupun penolakan yang
tidak sopan. Dalam makalah ini hanya dibahas ungkapan penolakan yang sopan.
Wujud ungkapan penolakan tersebut, misalnya sebagai berikut.
(1). Maaf,
tidak menerima karangan bunga.
(1). Maaf,
tidak menerima sumbangan berupa barang
(3). Maaf,
tidak melayani permintaan sumbangan tanpa seizin RT dan RW.
(4). Maaf
harga pas! Tidak ada tawar-menawar.
(5). Dengan
berat hati, Kami terpaksa mengembalikan barang ini karena ada bagian yang
rusak.
(6). Dengan
berat hati Pimpinan perusahaan menolak lamaran Saudara.
(7). Maaf, Ngamen
sekarang gratis, besok tidak.
(8). Maaf,
tidak melayani permintaan sumbangan.
Struktur Ungkapan Penerimaan dan Penolakan
Struktur Ungkapan Penerimaan
Ungkapan penerimaan dalam bahasa Indonesia memiliki
struktur yang beragam berdasarkan wujudnya. Beberapa ungkapan penerimaan yang
telah dideskripsikn pada bagian tentang wujud ungkapan penerimaan di muka,
dapat ditemukan struktur ungkapan penerimaan sebagai berikut.
1). Selamat
+ Verba Penanda Waktu
2). Terima
kasih + (kembali) + (informasi tambahan)
3). Sama-sama
4). Tidak
apa-apa + (informasi tambahan)
5). Silakan
+ (informasi tambahan)
Struktur Ungkapan Penolakan
Ungkapan penolakan
persembahan dalam bahasa Indonesia ditemukan pola/ struktur umum sebagai
berikut.
Ungkapan Tetap (UT) + Verba Penanda Tindak Penolakan
+(Objektif)
Ungkapan tetap (UT)
dalam ungkapan penolakan ini berupa: maaf;
dengan berat hati. Verba penanda tindak penolakan, yaitu verba yang secara
semantis bermakna menolak (respon negatif). Dalam hal ini ditandai dengan kata tidak, gratis, terpaksa, dan sebagainya.
Objektif adalah objek yang menjadi sasaran penolakan seperti yang disebut oleh
verba.
Penutup
Pembahasan tentang ungkapan penerimaan
dan penolakan dalam bahasa Indonesia merupakan upaya untuk memotong mata rantai
masalah yang dihadapi dalam pengajaran BIPA. Selain itu juga untuk menata dan
mengembangkan materi pengajaran BIPA. Hasil pembahasan tentang ungkapan
penerimaan dan penolakan dalam bahasa Indonesia dapat diketahui bahwa wujudnya
sangat beragam. Kemudian struktur ungkapan penerimaan ditemukan sebagai berikut
1) Selamat + Verba Penanda Waktu; 2) Terima kasih + (kembali) + (informasi
tambahan); 3) Sama-sama; 4) Tidak apa-apa + (informasi tambahan); dan 5)
Silakan + (informasi tambahan). Sedangkan struktur umum ungkapan penolakan
adalah Ungkapan Tetap (UT) + Verba
Penanda Tindak Penolakan +(Objektif).
Pembahasan tentang tindak tutur dalam
komunikasi masih banyak yang dapat dikembangkan untuk memperkaya materi
pengajaran BIPA. Misalnya, tindak komisif. Dengan penataan dan pengembangan
materi ini, diharapkan pengajaran BIPA dapat berkembang semakin baik dan
terarah.
Daftar Pustaka
Ibrahim, Abdul
Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur.
Surabaya: Usaha Nasional.
Rijadi, Arief dkk.
2001. Sosok Ungkapan Persembahan Dalam
Bahasa Indonesia, Analisis Wujud dan Fungsinya dalam Perspektif Tindak Tutur.
Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember.
Suyono. 1990. Pragmatik: Dasar-Dasar dan Pengajarannya. Malang:
FPBS IKIP Malang.
Wijaya, I Dewa Putu.
1996. Dasar-Dasar Pragmatik.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Posting Komentar